Kamis, 27 September 2012

Galapagos


Mekanisme Evolusi yang Terjadi di Kepulauan Galapagos 

Di kepulauan Galapagos, yang terletak di Pasifik, sebelah barat kotinen  Amerika Selatan, Charles Darwin mengintizhar (mrngobservasi) di sana burung  pekicau yang bentuknya menyimpang dengan yang di daratan Amerika. Pada setiap  pulau terdapat bentuk yang berbeda dari jenis yang sama. Kepulauan ini sudah  lama terisolasi, sehingga burung-burung itupun juga sudah lama terisolasi.  Begitupun keadannya dengan penyu-penyu laut, terdapat pula penyimpangan dengan  yang sejenisnya di pesisir Amerika Barat. Darwin tiba pada kesimpulan, bahwa  burung-burung ataupun penyu-penyu yang berbeda itu berasal dari jenis yang  sama. Terjadinya perbedaan itu, karena mengalami proses evolusi, menyesuaikan  diri dengan keadaan lingkungannya Selanjutnya Darwin kemudian menarik  kesimpulan dengan generalisasi, bahwa setiap binatang yang sekarang ada  persamaannya, berasal dari jenis yang sama. Evolusi yang terjadi karena  binatang itu menyesuaikan diri lingkungannya, sehingga dari satu jenis yang  sama terjadi variasi bentuk, disebut evolusi horisontal. Adapun urutan mekanisme evolusi yang terjadi adalah sebagai berikut:
1.   Evolusi terjadi di alam
2.   Perubahan evolusioner terjadi secara perlahan-lahan (gradual) dalam tempo ribuan sampai jutaan tahun
3.   Mekanisme utama dalam terjadinya evolusi adalah satu proses yang disebut seleksi alam; dan
4. Jutaan spesies yang hidup dewasa ini berasal dari satu bentuk kehidupan asli tunggal melalui proses pencabangan yang dikenal dengan nama spesiasi
Paruh burung finch (sejenis burung manyar) menjadi topik pemikiran Darwin yang mendasari evolusi teorinya. Ketika berada di kepulauan Galapagos, bagian dari ekspedisi HMS Beagle, Darwin melihat bahwa paruh burung finch berbeda-beda, tergantung dari pulau mana asalnya. Ini adalah salah satu contoh bagaimana burung finch menyesuaikan diri dengan kondisi pulau yang berbeda-beda. Contohnya, di pulau yang satu, paruh burung finch kuat dan pendek dan cocok untuk memecahkan kulit kacang yang keras. Di pulau lainnya, paruh burung finch sedikit lebih panjang dan lebih tipis, cocok untuk mengisap jenis makanan yang berada di pulau itu. Hal ini membuat Darwin berpikir akan suatu kemungkinan bahwa burung finch tidak diciptakan begitu saja, melainkan melalui proses adaptasi.
Namun ada beberapa tokoh yang menentang teori tersebut karena mereka berpendapat adanya beberapa kelemahan dari teori mekanisme evolusi Darwin, antara lain:
1.    Teori Darwin tidak kuantitatif, jadi tidak mampu memprediksi apa yang akan terjadi. Teori Darwin itu hanya dapat menjelaskan apa yang sudah terjadi. Di sinilah kelemahan yang pertama teori Darwin
2.    Paradoks Entropi Evolusi ialah kenyataan adanya peningkatan kompleksitas, yaitu munculnya spesies yang lebih kompleks secara struktural ataupun secara behavioral, misalnya munculnya organisme multiselular (lompatan kompleksitas struktural) dan munculnya manusia dengan kesadarannya (lompatan kompleksitas behavioral/fungsional). Di sini pulalah kelemahan yang kedua teori Darwin, tidak dapat menjelaskan mekanisme loncatan ini.
3.    Paradoks Revolusi-Evolusi ialah kenyataan adanya titik-titik diskontinuitas dalam keseluruhan proses evolusi yang perdefinisi adalah gradual, yaitu adanya gap dalam rangkaian khronologis fosil. Orang filsafat menyebutnya paradoks, tapi di bidang sains disebut sebagai anomali yaitu ketidak-sesuaian antara fakta pengamatan dengan predisksi berdasar atas teori yang ada. Inilah kelemahan yang ketiga teori Darwin.
Kontroversi mekanisme evolusi di Galapagos sampai sekarang masih menjadi perdebatan yang yang hangat untuk dibicarakan karena benar atau salah dari perdebatan ini memang tidak akan diketehui karena teori evolusi hanya bias dibuktikan dalam kurun waktu yang cukup lam yaitu ribuan hingga jutaan tahun, sedangkan umur manusia hanya berkisa sampai pada puluhan tahun saja, sehingga inilah penyebab perdebatan ini tidak prnah berhenti sampai sekarang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar